Sabtu, 27 Maret 2010

PERILAKU ARSITEKTURAL pada RUANG TERBUKA

Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena manusia bergerak dan berada di dalamnya. Ruang tidak aka nada artinya jika tidak ada manusia, oleh karena itu titik tolak dari ruang harus selalu didasarkan oleh manusia.
Hubungan manusia dengan ruang dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Hubungan Dimensional (Antropmetrics)
Hubungan Dimensional adalah menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh manusia dan pergerakannya untuk kegiatan manusia.
2. Hubungan Psikologi dan Emosional (Proxemics)

Hubungan Psikologi adalah hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan manusia. Hubungan kedua ini menyangkut persepsi manusia terhadap lingkungan sekitarnya.
Ruang umum merupakan bagian dari lingkungan juga yang memiliki pola. Ruang umum adalah tempat yang timbul karena kebutuhan akan tempat-tempat kebutuhan bersama. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak, maka kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka atau dapat dikatakan pula bahwa: Ruang terbuka ini pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampuang kegiatan aktivitas tertentu dari warga lingkungan tertentu tersebut baik secara individu atau secara kelompok. Bentuk daripada ruang terbuka ini sangat tergantung pada pola dan susunan masa bangunan.

Menurut sifatnya, ruang umum dapat dibagi menjadi dua:
1. Ruang Umum Tertutup : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan
2. Ruang Umum Terbuka : yaitu ruang umum yang terdapat di luar bangunan
Sehingga dapat dirangkaikan pengertian batasan pola ruang umum terbuka adalah :
1. Bentuk dasar daripada Ruang Terbuka di luar ruangan
2. Dapat digunakan oleh publik (semua orang)
3. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan

Contoh – Contoh ruang terbuka seperti: jalan, pedestrian, taman, plaza, pemakaman, sekitar lapangan terbang dan lapangan olahraga, dll.
(Sumber: http://www.addysumoharjo.co.cc/?p=90)

Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota dalam istilah Inggris disebut "place" berasal dari kata latin "platea" yang berarti ruang terbuka publik atau jalan yang diperlebar seperti pada "plaza" di Spanyol atau "piazza" di Italia atau kata yang lebih khusus seperti "square".

Dalam dunia arsitektur, seringkali pertimbangan arsitek hanya ada dua hal, yaitu estetika dan ekonomis. Padahal, psikologi persepsi berkembang dari psikologi tradisional dimana manusia dan lingkungan merupakan elemen dasar dan saling mempengaruhi satu sama lain melalui stimuli dan respon. Sebuah pola yang dapat menyenangkan mata dengan mudah dapat dimengerti dan selanjutnya dapat memberikan kepuasan tersendiri. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa psikologi arsitektur adalah studi mengenai ketertarikan manusia pada karakteristik fisik sebuah lingkungan binaan, atau studi yang melihat hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan sosiofisik. Itulah sebabnya mengapa diperlukan adanya campur tangan psikolog dalam dunia arsitektural. Manusia memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya melalui bentuk-bentuk di sekeliling mereka, mulai dari bentuk ruangan, tata letak barang-barang dalam ruangan, hingga bentuk bangunan yang berfungsi sebagai hunian. Ketika seseorang mendapatkan kepuasan positif terhadap apa yang didapatkan, maka kenyamanan akan mudah terpenuhi.

.