Kamis, 28 April 2011

Taman Rumah Yang Sehat

Saat ini banyak sekali pengembang perumahan yang menerapkan taman di dalam sebuah hunian. Hal ini dimaksudkan selain untuk ventilasi silang, juga untuk menyehatkan penghuni rumah tersebut. Rata-rata rumah yang berukuran kecil memang sangat minim mendapatkan udara yang segar karena pengap dan juga kuran mendapat pencahayaan. Hal ini memicu penghuni rumah lebih memilih untuk menggunakan pendingin ruangan (AC) dan membiarkan lampu dirumah tetap menyala. Selain memboros energy, kita juga harus sadar untuk menyelamatkan bumi kita dari isu global warming yang semakin meluas.


Untuk mengatasi hal diatas kita dapat mengantisipasinya dengan mendesain sendiri taman terbuka di rumah kita. Sehingga ruangan-ruangan yang tidak mendapat akses udara dan cahaya langsung, dapat berhubungan langsung dengan udara luar. Padaumumnya taman-taman seperti ini sudah ada pada perumahan tipe yang berukuran kecil hingga besar, namun seiring dengan kebutuhan penghuni, taman ini diganti dan dibentuk menjadi ruangan tambahan. Padahal penghuni harusnya menyadari pentingnya udara dan cahaya alami yang dibutuhkan dalam suatu hunian , begitu pula dengan ventilasi silang.


Untuk membuat taman di rumah tidaklah harus menggunakan lahan yang besar. Cukup dengan menggunakan pojok-pojok tertentu.
Taman juga dapat mempengaruhi psikologi penghuninya, dan mempengaruhi suasana hati sang penghuni dikarenakan udara segar yang terasa.Perasaan rileks dapat terasa saat berada di taman. Jika ditambahkan dengan kolam maupun air mancur, dapat menjadi terapi yang menyehatkan tubuh dan pikiran. Taman tidak selalu diisi dengan tumbuhan atau vegetasi, namun dapat juga berupa kombinasi elemen batu dan air, yang dapat memunculkan perasaan tenang dan rileks.



Usahakan taman pada rumah memiliki bukaan yang besar, ventilasi yang besar, jendela dan pintu kaca sehingga udara dan cahaya yang masuk ke dalam rumah pun cukup, sehingga intensitas cahaya dan sirkulasi silang dalam rumah menjadi lancar. Untuk membuat taman di rumah tidaklah harus menggunakan lahan yang besar. Cukup dengan menggunakan pojok-pojok tertentu. Namun, jika memiliki lahan untuk taman yang cukup luas, dapat ditambahkan dengan kolam ikan maupun gazebo. Gazebo ini dapat menjadi sarana untuk bersantai, melepas lelah, dan beristirahat, sehingga fungsi taman tersebut semakin maksimal.


Taman rumah pun diusahakan tidak menggunakan atap ataupun penutup lainnya, sehingga cahaya matahari alami dapat masuk untuk menyehatkan badan (cahaya matahari pagi) dan membuat rumah tidak terasa pengap, selain itu agar hujan dapat langsung terkena vegetasi tanaman, selain itu hujan pula dapat membuat udara di dalam rumah menjadi lebih sejuk sehingga penggunaan pendingin ruangan (AC) semakin minim.

Rabu, 27 April 2011

Sasaran Konservasi Arsitektur

Sasaran Konservasi yang ingin di capai dalam upaya melakukan konservasi dalam dunia arsitektural yaitu mempertahankan identitas atau melestarikan objek yang telah ada sebelumnya. Selain itu sasaran konservasi yaitu untuk pemanfaatan objek yang telah lama untuk mendukung aktivitas dimasa kini tanpa harus merubah identitas yang telah ada sejak lama. Karena bangunan ataupun kawasan tua/lama yang dikonservasi atau dilestarikan juga memiliki nilai historis.

Ruang Lingkup Konservasi:
- Konservasi bangunan
- Konservasi kawasan lama/tua

Pentingnya upaya konservasi:
1. Konservasi dari sudut ekonomi:
- Pelestarian bangunan atau kawasan
- Perlindungan bentuk arsitektural
- Turisme dan rekreasi (devisa negara)
2. Konservasi dari sudut sosial filosofi:
- Mutu kehidupan
- Tanggung jawab moral manusia
- Warisan dan kebanggan nasional.

STUDI KASUS: Old House Coffee – Margo City (Depok)



Pada jaman dulu, trademark-nya Pondok Cina yaitu Rumah Tua Pondok Cina. Sepintas rumah tersebut tampak sederhana. Arsitekturnya bergaya Indies. Namun nilai sejarah yang dimilikinya sangat berharga. Sebab, Rumah Tua Pondok Cina sangat identik dengan sejarah panjang keberadaan etnis Tionghoa di Depok. Situs tersebut merupakan saksi sejarah bagaimana etnis ini berusaha tetap eksis di wilayah Depok sekitar abad ke-18.
Akhirnya tanah tersebut dibeli seorang warga Tionghoa bermarga Tan. Konon keluarga marga Tan inilah yang kemudian membangun Rumah Tua Pondok Cina serta menyediakan lahan pekuburan bagi keluarga dan penduduk sekitar.
Kini, Rumah Tua Pondok Cina telah masuk dalam bagian Margo City, sebuah mal besar yang berdiri di Jalan Margonda Raya. Pihak Margo City pun melakukan konservasi, meskipun kawasan tersebut dikembangkan menjadi Mall, namun rumah tua tersebut tetap dipertahankan sebagaimana aslinya. Fasad, kolom dan atapnya tetap dipertahankan. Meski arsitekturnya tak berubah, namun Rumah Tua Pondok Cina telah berubah menjadi sebuah café.


sumber lain: http://blog.unnes.ac.id/hyugha/2010/11/23/konservasi-lingkungan/

Senin, 25 April 2011

Konservasi Arsitektur

Pengertian Konservasi

- Menurut: Wikipedia.com
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.

- Menurut http://gang-cemara.blogspot.com/2007/09/konservasi-alam.html
Konservasi adalah konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (ep/save what you haveke), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.

Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
1.Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2.Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
3.Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4.Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).

Pengertian Arsitektur

- Menurut: wikipedia.com
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

- Menurut: Kamus Oxford
Arsitektur menurut kamus Oxford adalah art and science of building; design or style of building(s). adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Pengertian ini bisa lebih luas lagi, arsitektur melingkupi semua proses analisa dan perencanaan semua kebutuhan fisik bangunan,namun dalam bahasan situs ini,penulis membatasi pada pengorganisasian perancangan bangunan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu rancang interior / eksterior, rancang asesoris dan pernik-pernik produk pelengkap. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Jadi Konservasi Arsitektur adalah:
Menurut saya, konservasi dalam arsitektur adalah upaya pelestarian atau perlindungan bangunan, bentuk-bentuk arsitektural dan kawasan yang masih ada, dengan mempertahankan eksistensi bangunan atau bentuk aristektural yang telah ada pada zaman dulu. Sehingga akhirnya eksitensi dari suatu bangunan arsitektural maupun kawasan tersebut dapat tetap dipertahankan hingga masa mendatang.

Sabtu, 23 April 2011

Peran pemerintah Jepang dan Padang pasca gempa

Gempa Jepang

11 Maret lalu dunia sempat dikagetkan dengan bencana gempa di Jepang dan disusul dengan tsunami. Gempang di jepang yang berkekuatan 8,9 SR itu memporak-porandakan hampir seluruh Jepang dan tanpa berhenti langsung disusul dengan tsunami yang meluluhlantahkan seisi Jepang.
Namun, seperti yang kita tahu, Jepang ada negara yang berisi ahli-ahli yang cerdas dalam bidangnya. Jepang juga merupakan salah satu negara paling maju di dunia di bidang teknologinya.


Seperti yang terjadi pada bencana gempa kemarin. Bukan hanya bangunan dan korban manusia, namun juga infrastruktur seperti jalan menjadi rusak parah. Bahkan kendaraan dan warga pun dilarang untuk melewati jalan di kawasan Great Kanto tersebut.
Sebagai negara maju ternyata Jepang dapat membuktikannya, yaitu pada saat pemerintah setempat dengan cepat melakukan rekonstruksi di kawasan tersebut.
Meskipun kerusakan sangat parah, namun pemerintah Jepang dapat memperbaiki jalan tersebut hanya dalam kurun waktu 6 hari, dan langsung bisa digunakan untuk lalu lintas umum. Kita harus mengakui terkagum dengan kecepatan pemerintah Jepang yang secara cepat dan tepat memulihkan kondisi wilayah mereka pasca bencana. Hal ini bukan saja karena Jepang adalah negara maju, namun juga karena pemerintah yang melakukan peran yang baik dalam membangun Jepang.


Gempa Padang
Masih jelas di ingatan kita peristiwa pada tanggal 30 September 2009 lalu. Pada saat itu provinsi Sumatera Barat, terkhusus di kota Padang dilanda bencana gempa berkekuatan 7,6 SR. Gempa ini termasuk berskala besar, terlihat dari banyaknya bangunan yang roboh, korban jiwa, dan infrastruktur yang rusak.


Sama halnya dengan di Jepang, di Padang juga terlihat beberapa sudut jalan yang retak dan rusak, bahkan juga longsor, dan sangat berbahaya bagi pengedara kendaraan. Namun hal ini terlihat berbeda dengan yang terjadi di Jepang. Yang terjadi di Padang adalah pemerintah justru terlihat lamban untuk memperbaiki kerusakan yang ada.
Komitmen pemerintah untuk mengatasi kerusakan pasca gempa sepertinya perlu dipertanyakan. Karena jika terus dibiarkan akan sangat berbahaya bagi warga setempat.
Pemerintah kita juga seharusnya banyak belajar dari pemerintah Jepang yang dengan cepat memperbaiki struktur dan infrastruktur demi keamanan dan kenyamanan warganya.

Sabtu, 16 April 2011

Bangunan Hasil Modernisasi

1. HOTEL INDONESIA


Hotel Indonesia adalah hotel berbintang pertama yang dibangun di Jakarta, Indonesia. Hotel Indonesia memiliki sejarah panjang. Hotel ini hotel internasional pertama yang ada di Indonesia. Hotel Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962.
Saat ini Hotel Indonesia dikelola oleh grup Kempinski dan namanya disesuaikan menjadi Hotel Indonesia - Kempinski, meski awalnya terjadi demonstrasi massa karena pergantian pengelolanya.
Seiring perkembangan zaman, Hotel Indonesia pun dipercantik tanpa mengubah wajah aslinya. Hotel ini direnovasi total sejak tahun 2004. Sejak itu dinamakan Hotel Indonesia Kempinski karena hotel ini dikelola Kempinski Hotels SA, grup hotel mewah tertua di Eropa.
Areal sekeliling Hotel Indonesia sekarang menjadi kompleks multi-guna dengan nama Grand Indonesia yang terdiri gedung perkantoran (Menara BCA dan Grand Indonesia Office tower), apartemen (Kempinski Residence), dan pusat perbelanjaan.


Salah satu tenant yang telah menempati bagian mal dari Grand Indonesia adalah bioskop Blitzmegaplex dan 3 departement store Seibu, Debenhams, Alun-Alun Indonesia.
Demikian pula, di dinding sebelah kanan lobi utama, terdapat relief batu pahat berukuran 24x3 meter yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali karya sanggar Sela Binangun dari Yogyakarta. Mozaik berukuran besar bergambar tarian tradisional Indonesia yang merupakan hasil karya G Sidharta dipajang di dalam restoran Ramayana. Selain itu, ada juga lukisan flora dan fauna Indonesia karya pelukis kenamaan dunia, Lee Man Fong.
Selain itu bentuk arsitektural dari Hotel Kempinski ini dibuat semodern mungkin seiring dengan perkembangan zaman masa kini. Bentuk fasade luarnya dibuat modern dengan elemen kaca yang diperbanyak.


2. GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS


Gereja ini telah dibangun pada saat penjajahan Belanda dulu. Gereja ini terdapat di daerah Kayutangan, Malang, Jawa Timur. Pada jaman dulu gereja ini berarsitektur neo klasik seperti layaknya gereja-gereja yang berada di roma. Dengan bentuk yang tinggi megah serta ukira-ukiran pilar yang detail dan dengan menara yang besar mencirikan bentuk bangunan klasik.


Kini ada yang berbeda dengan bangunan gereja tersebut telah terlihat ada yang berbeda dari penggunaan material fasade bangunannya. Material fasade kini menggunakan material keramik, dan juga perubahan bentuk struktur atap menara lonceng gereja. Namun pada keseluruhan bentuk luar dan dalam dari bangunan gereja ini masihlah dipertahankan bentuk aslinya.

CITRA dan GUNA pada Rumah Adat Maluku (Baileo)

Arsitektur adalah sebuah bidang ilmu yang dapat diterjemahkan secara universal atau luas dan dapat menjangkau semua aspek kehidupan manusia. Arsitektur seperti arti harafiahnya merupakan ilmu tentang mencipta. Namun, sebuah karya tidak akan hadir begitu saja tanpa sebuah imajinasi untuk membuat tangan mengerti apa yang harus dikerjakannya.

Arsitektur sebagai sesuatu yang bisa menciptakan, juga harus mampu membuat orang lain mengerti tentang ciptaan itu sendiri. Dia harus hadir sebagai lambang yang membahasakan segala yang indah dari penciptaan tersebut.

Di dalam dunia arsitektur terdapat dua unsur yang menyatukan suatu bentuk arsitetural, yaitu guna dan citra.

Kata ‘guna’ dalam bahasa Arsitektur tidak hanya menunjuk pada cara pemanfaatan dan keuntungan fungsional yang bisa pemakai dapatkan saja, tapi juga sebagai sesuatu yang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Maksudnya, Arsitektur tidak hanya dipahami sebagai sebuah hasil yang menguntungkan kita, namun sebagai sebuah produk yang mempunya bentuk dan dapat dinikmati. Dan ketika dia bisa dinikmati, maka dia bisa dimengerti.

Unsur ‘citra’ hadir sebagai hasil dari sisi subjektifitas. Kalau halnya ‘guna’ bersifat universal, maka ‘citra’ lebih bersifat unik dan tergantung pandagan tiap individu. ‘Citra’ pada dasarnya hanya menunjuk pada sebuah gambaran atau sebuah kesan penghayatan yang menangkap arti suatu bangunan dimaya seseorang.

Studi kasus: CITRA DAN GUNA RUMAH ADAT MALUKU (Baileo)



A. GUNA/FUNGSI
Fungsi pada Rumah Adat Maluku (Baileo) ini adalah sebagai balai musyawarah suatu masyarakat negeri adat. Bangunan ini tidak difungsikan sebagai tempat tinggal namun sebagai balai adat suatu negeri.
Menurut Dr. Cooley kata Baileu berasal dari kata Melayu yaitu Bale atau Balae yang berarti tempat pretemuan. Padangan tersebut dapat diakui kebenarannya, karena:
1.Baileo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan adalah sesuai dengan fungsi dari balai itu sendiri.
2.Kata "Balai" dan "Baileu" tidak berbeda jauh. Perubahan dari Balai menjadi Baileu mungkin karena proses "Malukunusasi" sama saja dengan kata rumah menjadi.
Bangunan itu adalah rumah adat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus tempat seluruh warga berkumpul membahas masalah-masalah yang mereka hadapi. Di Maluku, disebut sebagai "Baileo", secara harafiah memang berarti "balai". Baileo Maluku menggunakan istilah "baileo" sebagai namanya, karena memang dimaksudkan sebagai "balai bersama" organisasi rakyat dan masyarakat adat setempat untuk membahas berbagai masalah yang mereka hadapi dan mengupayakan pemecahannya.
Oleh karena itu apabila ditelusuri lebih jauh mengenai fungsi atau guna dari Rumah Adat Maluku (Baileo) menurut bidang ilmu arsitektural adalah:
•Fungsi/Guna Bentuk
-Bentuk dari Rumah Adat Maluku ini berawal dari fungsinya sebagai balai bersama.
-Rancangan dari bangunan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Maluku pada jaman lampau.
•Fungsi/Guna Konstruksi
-Rumah Adat Maluku ini memiliki konstruksi sederhana sesuai dengan tingkat teknologi pada saat itu.
-Bentuknya berasal dari konstruksi bangunan itu sendiri.
-Terdapat pula beberapa rancangan struktur yang dibuat untuk kode estetika, dalam hal ini disebut juga ukiran-ukiran yang terdapat pada Baileo seperti pada struktur tangga, kolom, dll.
•Fungsi/Guna Ekspresi
-Bentuk keseluruhan dari Baileo adalah wujuddari fungsi awal bangunan ini dibangun.
-Bentuk dari bangunan secara simbolik telah menggambarkan fungsinya sendiri.
-Rumah Adat ini dibangun pada saat teknologi konstruksi masih sangat minim, selain itu karena berbentuk rumah panggung, oleh karena itu terlihat rancangan bangunan ini memperlihatkan struktur dan konstruksi secara menonjol.
•Fungsi/Guna Geometris
-Fungsi geometris yang seringkali mengabaikan guna/fungsi dan lebih mencerminkan pada geometri bangunan tidak diaplikasikan pada bangunan Rumah Adat ini.
-Oleh karena guna dari Baileo adalah sebagai Balai, maka bentuk dari Baileo ini mengikuti fungsinya yaitu sebagai tempat musyawarah. Bentuk panggung itu disesuaikan dengan peraturan adat mengenai suatu bentuk balai bersama.
•Fungsi/Guna Organis
-Bentuk bangunan rumah adat ini dibangun pada jaman dahulu kala yang mementingkan aspek lingkungan bermasyarakat.
-Karena guna bangunan ini sebagai area musyawarah maka fungsi tersebut menciptakan bentuk Baileo, sehingga bentuk adalah fungsi secara keseluruhan.
•Fungsi/Guna Ekonomis
-Bentuk dari Rumah Adat ini adalah karena dibangun pada saat konstruksi yang masih sederhana sehingga peralatan yang digunakan pun sederhana dan dengan metode yang sangat efisien, sehingga material utamanya adalah kayu dan papan.
•Fungsi/Guna Kultural atau Budaya
-Rumah Adat ini adalah simbol kebudayaan dari provinsi Maluku sehingga bentuk tercermin dari budaya setempat.
-Selain itu bentuk dijiwai pula oleh tata cara kehidupan, pola pandang dan spiritual masyarakat Maluku.

B. CITRA
Tampak depan bangunan sangat berpengaruh terhadap pencitraan bangunan tersebut. Sebuah bangunan menjadi lebih enak dipandang jika setiap elemen penyusunnya dirancang selaras satu sama lain. Keselarasan ini mencakup skala, komposisi bentuk, warna, material, serta konsistensi penerapan gaya bangunan. Keberadaan tampak depan (fasad) menjadi sangat penting ketika sosoknya dominan. Misalnya pada bangunan Baileo (Rumah Adat Maluku), bentuknya dibiarkan terbuka dan tanpa dinding. Hal ini juga mempengaruhi citranya.



Berbicara mengenai fungsi, fasad atau tampak depan memiliki banyak fungsi. Fungsi utamanya adalah untuk membatasi pandangan, tapatnya antara lingkungan ke ruang dalam. Pada rumah adat Baileo, fasad dari bangunan ini dibuat hanya setinggi 1-2 meter, hal ini dikarenakan fungsi dari tempat ini sebagai Balai. Masyarakat Maluku membiarkan Rumah Adat ini tanpa dinding agar disaat mereka melakukan musyawarah, rakyat yang duduk di halaman dapat melihat dengan leluasa musyawarah yang berlangsung dalam Baileo dan juga alasan yang lain mengapa Baileo Maluku tak berdinding adalah karena agar supaya roh-roh nenek moyang lebih leluasa masuk dan keluar Baileo.
Selain itu, Baileo yang bentuknya yang menyerupai rumah panggung itu juga disebabkan karena untuk mencegah masuknya binatang-binatang yang dapat mengotorkan Baileo, maka satu-satunya jalan yang harus ditempuh yaitu Baileo harus dibuat lebih tinggi. Selain itu, hal ini disebabkan pula agar supaya roh-roh nenek moyang lebih tinggi dari pada manusia.
Bentuk ukiran atau ornamen pada setiap dinding Baileo juga memiliki arti tersendiri, biasanya merupakan cerminan pola hidup masyarakat setempat ataupun makna spiritual. Selain sebagai estetika, makna dari ukiran-ukiran ini juga menjadi simbol kebudayaan pada rumah ada Baileo. Dari ukiran-ukiran tersebut terdapat pula jalan cerita kehidupan nenek moyang pada jaman dulu. Selain itu terdapat pula ukiran yang melambangkan masing-masing klan atau marga dari negeri adat tersebut.


Soal keindahan, yang ini juga tak kalah menarik. Desain yang menarik, diyakini dapat meningkatkan citra bangunan. Perlu desain menarik agar memberikan kesan yang baik dan mendalam terhadap pemerhatinya. Secara visual fasad mencitrakan konsep desain rumah secara keseluruhan. Oleh karena itu bentuk pencitraan dari bangunan Baileo ini merupakan bentuk pencitraan yang memiliki nilai kebudayaan, norma dan spiritual yang sangat berhubungan erat. Masyarakat Maluku sendiri pun dapat merasakan keterikatannya dengan memperhatikan keseluruhan tampak bangunan ini.

Jumat, 15 April 2011

Gedung DPR baru = Gedung Parlemen Cile

Akhir-akhir ini polemik mengenai pembangunan gedung DPR yang baru menjadi pembasahan yang hangat di masyarakat luas. Sebagian besar dari masyarakat (termasuk saya) meyayangkan sikap anggota dewan perwakilan rakyat yang memilih untuk tetap membangun gedung dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 1,16 triliun dihitung untuk bangunan dengan luasan 160 ribu meter persegi, dengan tapak bangunan kurang lebih 11 Ha, ketinggian bangunan 36 lantai, dan segala fasilitas mewahnya.



Setelah gedung DPR yang lama Gedung Nusantara 1 Kompleks DPR-RI, Senayan, Jakarta, mengalami kemiringan hingga 7 derajat dan merasa "tidak layak huni", membuat para wakil rakyat memutuskan untuk membangun gedung yang baru yang lebih baik dan "tidak miring" tentunya.

Hal ini masih masih menjadi permasalahan, dan semakin dipermasalahkan saat diketahui ternyata bentuk rancangan gedung DPR yang baru itu sangat mirip dengan gedung parlemen Cile! Protes dan kritik pun semakin banyak dari berbagai kalangan.
Hal ini tentu sangat memalukan karena kita sebagai negera Republik Indonesia tidak memiliki karakter tersendiri yang tercermin dalam gedung DPR yang baru, tetapi justru meniru bentuk bangunan parlemen negara lain.



Hal ini tentu saja akan memalukan bangsa kita sebagai bangsa yang suka meniru bangsa lain (sudah banyak yang terjadi). Selain itu kualitas arsitek bangsa kita juga akan dipertanyakan, karena untuk gedung perwakilan rakyat pun kita harus meniru negara lain, padahal banyak sekali bentuk arsitektural yang ada di negara ini.

Bayangkan dengan jaman dulu, tidak pernah ada 1 gedung pun yang bisa menyamai rumah-rumah adat di Indonesia yang terkenal dengan ciri khas arsitektural dan ornamen dari tiap-tiap daerah. Sedangkan ini hanya untuk sebuah gedung perwakilan rakyat, secara terang-terangan harus meniru gedung parlemen Cile!



Bukan hanya presidean dan DPR/MPR yang akan disorot dan dipermalukan tetapi juga kita sebagai bangsa dan terkhusus sebagai mahasiswa arsitektur! Hal ini sangat disayangkan karena banyak sekali bentuk-bentuk karakter bangsa yang dapat diadopsi untuk bentuk gedung DPR yang baru, bukan dengan meniru seperti itu, apalagi dengan anggaran yang terlampau besar.

Jika anggaran untuk membangun saja sudah terlampau besar dan sekarang bentuk gedungnya meniru gedung parlemen negara lain??? Makin kecewa.

.