Minggu, 24 Januari 2010

BANGUNAN EROPA


 ini adalah salah satu bangunan di eropa, yang merupakan salah satu bangunan tertinggi disana (new york) dengan memperhatikan banguna ini terlihat jelas adanya repetisi bentuk pada menaranya. yang dibangun oleh William Van Alen (1930) yang terinspirasi dari seni kubism dan bentuk-bentuk mesin. bangunan ini merupakan gaya dari art deco yang bercirikan garis-garis geometrik licin dan dekorasi bergaya.
para arsitektur di eropa ternyata tidak bersinambung satu-sama watak. oarng-orang di eropa pada zaman-zaman awal sebelum dan selama abad-abad pertengahan, seperti bangsa-bangsa lain di seluruh dunia ketika itu (kecuali oarang-orang yunani romawi) menghayati karya-karya arsitektur dengan mental spiritualitas keagamaan dan mitologis; walaupun tidak terlalu gaib seperti manusia india kuno atau bangsa-bangsa benua lain. Namun arsitektur sebagai penghadiran simbolis makrokosmos tetaplah kita jumpai juga di dunia barat kala itu. Gedung gereja misalnya selalu diberi arti “Yerusalem Baru” selaku pengejawantahan kota.

darusalam surgawi, ialah kerajaan Tuhan. oleh karena itu kebanyakan masyarakat eropa sangat maju dalam perancangan tapak dan bangunan. seperti yang kita lihat sekarang di benua eropa ini khususya di new york merupakan area perkantoran dan banguna-bangunan yang luar biasa indahnya disana, dengan kata lain arsitektur di eropa telah mengerti bahwa bahwa seni membangun adalah seni untuk menciptakan sesuatu yang terbaik bagi para penghuni, dan juga bagi negara itu sendiri untuk menunjukan bahwa negara tersebut merupakan negara maju.

namun seperti W. Pindler berkat: “… tujuan yang telah dilahirkan dalam diri kami (masyarakat eropa) tidak bernama penyesalan, melainkan perubahan”. arsitektur modern di dunia eropa menjelang tahun 70-an dan sesudahnya mengalami kelesuan konsep dan keyakinan diri. yang membuat oarang eropa sadar, betapa keroposnya bagian-bagian penting sistem dan gaya kehidupannya. maka gaya agung arsitektur internasional semakin dirasakan kodian tak memuaskan lagi. orang mulai mencari inspirasi dan perlindungan dalam warisan -warisan kebudayaan lokal lama. bahasa “vernacular” (pribumi setempat) mendapat penghargaan lagi, dan para arsitek barat semakin ingin lepas dari “keagungan universal” kaidah-kaidah estetika yang ditahun-tahun sesudah perang dunia II menjadi pedoman umum yang digariskan oleh para master mereka, seperti walter gropius, le corbusier dan terutama mies van de rohe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.