1. APAKAH PRIVASI ITU?
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.
Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan privasi, seseorang harus terampil, membuat keseimbangan atara keinginannya dengan keinginan orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya. Amos (1977) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain, baik secara visual audial, maupun olfaktori untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Iriwin Altman (1975), seorang tokoh psikologi lingkungan, dalam gagasannya mengenai privasi mendefinisikan privasi sebagai kontrol selektif dari akses pada diri sendiri maupun kelompok.
2. JENIS PRIVASI
Holahan (1982) pernah membuat alat untuk mengukur kadar dan mengetahui jenis privasi dan ia mendapatkan bahwa ada enam jenis privasi, yang terbagi dalam dua golongan.
a. Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu, secara fisik. Golongan ini terwujud pada tingkah laku menarik diri.
- Keinginan menyendiri (solitude). Privasi dapat diperoleh karena dibatasi oleh elemen tertentu sehingga bebas melakukan apa saja dan bebas dari perhatian orang lain.
- Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara tetangga atau kebisingan lalu lintas
- Keinginan intim dengan orang-orang (intimacy). Misalnya, dengan keluarga atau orang tertentu saja seperti kekasih, tetapi jauh dari semua orang lainnya. Privasi diperoleh tidak pada lingkunngannya, tetapi dibangun di tengah-tengah kegiatan.
b. Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information) yaitu:
- Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity). Privasi yang diperoleh ketika berada di antara sesama di daerah orang lain sehingga seseorang bebas berperilaku berbeda dengan yang biasa dilakukannya, tetapi tidak ingin diketahui identitasnya. Misalnya, dandanan para turis, dll.
- Keinginan untuk tidak mengungakapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve). Privasi ketika seseorang dapat mengontrol sepenuhnya kondisi bahwa ia tidak dapat dianggu dan ia yakin merasa ama karena memiliki barier psikologis terhadap adanya gangguan. Orang yang berada disekitarnya menghargai dirinya yang ingin membatasi komunikasi tentang dirinya dengan orang lain.
- Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring). Tidak suka kehidupan bertetangga.
3. TUJUAN PRIVASI
Privasi adalah kehendak untuk mengontrol akses fisik ataupun informasi terhadap diri sendiri dari pihak orang lain. Sementara itu, ruang personal adalah perwujudan privasi itu dalam bentuk ruang.
Dengan demikian, disimpulkan privasi memiliki tujuan, sebagai berikut:
a. Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas pribadi. Privasi merupakan bagian penting dari ego seseorang atau identitas diri. Solitude dan intimacy khususnya dapat digunakan seseorang untuk mengevaluasi diri, merenung bagaimana hidupnya telah berjalan, bagaimana hubungan dengan sesamanya, dan apa yang harus dilakukannya.
b. Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi. Dalam kesendirian seseorang bisa berteriak keras-keras, menangis, memandang wajahnya sendiri di cermin, dan berbicara dengan dirinya sendiri.
c. Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri. Kurangnya kontrol atas lingkungan fisik ataupun sosial menimbulkan rasa kurangnya otonomi atau independensi seseorang. Lingkungan fisik dapat berperan sebagai mediator antara privasi dan kontrol.
d. Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain. Salah satu alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan melindungi percakapan yang dibuatnya. Banyak hal yang ingin disampaikan tertahan penyampaiannya karena tidak ada tempat yang dianggap cukup privat untuk melindungi percakapn tersebut.
(Sumber: ARSITEKTUR dan PERILAKU MANUSIA, karya Joyce Marcella Laurens)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar