Akhir-akhir ini polemik mengenai pembangunan gedung DPR yang baru menjadi pembasahan yang hangat di masyarakat luas. Sebagian besar dari masyarakat (termasuk saya) meyayangkan sikap anggota dewan perwakilan rakyat yang memilih untuk tetap membangun gedung dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 1,16 triliun dihitung untuk bangunan dengan luasan 160 ribu meter persegi, dengan tapak bangunan kurang lebih 11 Ha, ketinggian bangunan 36 lantai, dan segala fasilitas mewahnya.
Setelah gedung DPR yang lama Gedung Nusantara 1 Kompleks DPR-RI, Senayan, Jakarta, mengalami kemiringan hingga 7 derajat dan merasa "tidak layak huni", membuat para wakil rakyat memutuskan untuk membangun gedung yang baru yang lebih baik dan "tidak miring" tentunya.
Hal ini masih masih menjadi permasalahan, dan semakin dipermasalahkan saat diketahui ternyata bentuk rancangan gedung DPR yang baru itu sangat mirip dengan gedung parlemen Cile! Protes dan kritik pun semakin banyak dari berbagai kalangan.
Hal ini tentu sangat memalukan karena kita sebagai negera Republik Indonesia tidak memiliki karakter tersendiri yang tercermin dalam gedung DPR yang baru, tetapi justru meniru bentuk bangunan parlemen negara lain.
Hal ini tentu saja akan memalukan bangsa kita sebagai bangsa yang suka meniru bangsa lain (sudah banyak yang terjadi). Selain itu kualitas arsitek bangsa kita juga akan dipertanyakan, karena untuk gedung perwakilan rakyat pun kita harus meniru negara lain, padahal banyak sekali bentuk arsitektural yang ada di negara ini.
Bayangkan dengan jaman dulu, tidak pernah ada 1 gedung pun yang bisa menyamai rumah-rumah adat di Indonesia yang terkenal dengan ciri khas arsitektural dan ornamen dari tiap-tiap daerah. Sedangkan ini hanya untuk sebuah gedung perwakilan rakyat, secara terang-terangan harus meniru gedung parlemen Cile!
Bukan hanya presidean dan DPR/MPR yang akan disorot dan dipermalukan tetapi juga kita sebagai bangsa dan terkhusus sebagai mahasiswa arsitektur! Hal ini sangat disayangkan karena banyak sekali bentuk-bentuk karakter bangsa yang dapat diadopsi untuk bentuk gedung DPR yang baru, bukan dengan meniru seperti itu, apalagi dengan anggaran yang terlampau besar.
Jika anggaran untuk membangun saja sudah terlampau besar dan sekarang bentuk gedungnya meniru gedung parlemen negara lain??? Makin kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar