Selasa, 31 Mei 2011

Benteng Victoria di Ambon, Maluku

Pada masa penjajahan dulu, kota Ambon merupakan salah satu kota yang juga memberikan peranan besar melalui pahlawan-pahlawan daerah. Selain itu Belanda dan Portugis juga menduduki kepulauan Maluku cukup lama. Hal ini dapat dilihat dengan terdapat beberapa benteng bekas peninggalan penjajahan Belanda maupun Portugis. Salah satunya adalah Benteng Victoria yang berada di dalam kota Ambon.
Benteng Victoria adalah tempat bersejarah yang terletak di pusat kota Ambon. Benteng tertua di kota Ambon ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1775, kemudian diambil alih oleh Belanda pada saat Belanda menduduki kota Ambon. Belanda kemudian mengambil alih benteng ini sebagai pusat pemerintahan di kota Ambon.
Benteng ini dijadikan pusat pemerintahan karena berada strategis, yaitu dekat dengan pelabuhan yang digunakan sebagai jalur perhubungan antar pulau. Melalui pelabuhan ini pula, kapal-kapal Belanda mengangkut rempah-rempah dari bumi Maluku untuk diperdagangkan ke negara-negara lain di benua Eropa. Benteng ini juga digunakan sebagai pertahanan untuk menghadapi perlawanan menghadapi masyarakat pribumi. Tepat di depan benteng ini, pahlawan nasional yang berdarah Maluku, Thomas Matulessy atau lebih dikenal sebagai Pattimura, digantung mati pada tanggal 6 Desember 1817.

Arsitektural Benteng:
Didalam benteng ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di dalam bangunannya, terdapat beberapa kamar. Di dalam beberapa kamar terdapat patung berukir yang terbuatd ari kayu, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX.
Selain itu, terdapat pula beberapa lukisan pada jaman penjajahan Belanda di Maluku.
Selain itu pula terdapat gerbang besar yang terbuat dari beton kokoh pada sisi depan benteng atau yang disebut Boulevard Victoria yang berhadapat langsung dengan bibir pantai Honipopu. Namun kekokohan benteng ini tidak dirawat dengan baik oleh pemerintah setempat sehingga terlihat tidak terawat dimakan usia.







Kini lokasi benteng ini dijadikan sebagai kompleks kesatuan TNI setempat, namun identitas dari benteng ini berusaha dipertahankan.



Banyak identitas arsitektural kolonial yang bisa ditemui di benteng ini dari kokohnya bangunan-bangunan dan gerbang, namun terlihat sangat tidak terawat. Sehingga kesan arsitektural semakin terkikis dan perlahan menghilang.



(sumber lain: wisatamelayu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.